Mungkin Anda sudah sering mendengar cerita tentang tak beradabnya oknum-oknum siswa yang bersikap kurang ajar pada gurunya. Bukan, saya tak bermaksud membuka tulisan ini dengan sentimen negatif, hanya saja fenomena-fenomena seperti itu adalah bentuk dari tidak berhasilnya atau bahkan tak cukupnya pendidikan informal bagi anak di keluarga dan lingkungannya. Nantinya, saya juga akan mengajak Anda mengetahui contoh pendidikan informal yang cocok bagi anak. Namun sebelum itu, bagaimana kalau kita bahas tentang apa itu pendidikan informal terlebih dahulu?
Pendidikan informal adalah pendidikan atau pembelajaran yang dilakukan di lingkungan tempat seseorang tersebut tinggal. Kegiatan belajarnya dilakukan secara mandiri, berupa pendidikan yang dilakukan oleh keluarga atau lingkungan sekitarnya. Pendidikan informal ini beda lho dengan pendidikan non-formal. Jika pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan lingkungan, pendidikan nonformal adalah pendidikan yang diberikan oleh lembaga pendidikan di luar sekolah seperti bimbingan belajar atau les, taman pendidikan Al Quran dan sebagainya.
Pentingnya Pendidikan Informal Bagi Anak
Mungkin Anda pernah mendengar bahwa madrasah pertama adalah keluarga, itu berarti peran keluarga sangat penting terhadap pembentukan karakter seorang anak. Karakter inilah yang kemudian akan dibawa oleh anak dalam pergaulannya hingga ke sekolah. Adapun anak-anak yang tidak bisa bersikap baik dalam pergaulannya atau bahkan kesehariannya di lembaga pendidikan formal, tak lepas dari gagal atau kurang baiknya kualitas pendidikan informal yang telah ia terima.
Berbeda dengan pendidikan formal atau pun informal yang bisa dimasuki ketika seorang anak memenuhi persyaratan tertentu, pendidikan informal harus diterima anak bahkan sejak ia baru lahir. Oleh karena itu peran keluarga di sini sangatlah penting. Tak hanya kedua orang tua yang mesti mengambil andil, anak bisa belajar dari siapa pun yang ada di lingkungannya. Mereka bisa berguru pada saudara, teman bahkan tetangga. Sehingganya, memilih lingkungan yang terbaik untuk tinggal juga merupakan bagian dalam pengupayakan pendidikan terbaik untuk anak Anda.
Lantas, pendidikan informal apa saja yang bisa diberikan kepada anak? Terutama saat mereka lebih banyak di rumah ketika libur atau saat-saat tertentu yang mengharuskan mereka d rumah saja.
Contoh Pendidikan Formal Untuk Anak Usia Sekolah
Berbeda dengan anak di rentang usia golden age atau usia emas–dari kelahiran hingga berusia 5 tahun, anak usia sekolah butuh pendampingan yang lebih ketat. Artinya, orang tua tidak bisa mencukupkan pendidikan anak mereka dengan pendidikan di sekolah saja. Bagaimana pun, pendidikan di sekolah tidak bisa mencangkup semua hal yang bisa membantu anak membangun kepribadiannya.
Terlepas dari apapun kesibukannya, orang tua dituntut untuk dapat menjadi guru dalam pendidikan informal bagi anak-anak mereka. Berikut beberapa jenis atau contoh pendidikan informal bagi anak :
Pendidikan Budi Pekerti
Jika Anda menemukan ada anak seperti kasus yang saya contohkan di atas, bisa jadi anak tersebut kurang mendapatkan pendidikan budi pekerti dari orang tua dan lingkungannya. Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), budi pekerti merupakan tingkah laku, perangai atau akhlak. Budi pekerti dapat berasosiasi dengan moral dan kemampuan sosial seorang anak. Pengajaran budi pekerti kepada anak memang tidak bisa diselesaikan dengan sekali dua kali duduk, cara termudah untuk melakukannya adalah dengan memberikan contoh budi pekerti yang baik kepada anak.
Pendidikan Agama
Bagi orang yang beragama, pendidikan agama adalah hal yang sangat penting. Pendidikan agama berkaitan dengan akhlak atau budi pekerti seseorang. Sayangnya, meskipun di sekolah ada pelajaran agama, jam pelajarannya sangat sedikit dan materi yang diajarkan juga terbatas. Oleh karena itu, seorang anak mesti mendapatkan materi tentang agama yang dianutnya dalam pendidikan informal dari keluarga. Materi itu bisa berupa tata cara beribadah hingga bagaimana seorang umat beragama menjalani kehidupannya.
Pendidikan Mental
Saya pernah bercerita dengan berbagai orang mengenai salah satu kasus yang umum ditemui di lingkungan pergaulan sekolah, kasus itu adalah perundungan atau bullying. Sekolah apapun baik negeri atau swasta tak menjamin seorang anak bebas dari perundungan. Nah, di sinilah pentingnya pendidikan mental untuk diajarkan di lingkungan keluarga. Seorang anak yang menjadi korban perundungan kerap bermasalah pada mentalnya. Keluarga sebagai madrasah pertama bagi anak mesti peduli dan mengajarkan bagaimana anak bisa membangun kesehatan mentalnya meskipun menghadapi berbagai masalah.
Pendidikan Moral
Menurut KBBI, moral adalah suatu ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral sangat dekat dengan budi pekerti atau bagian sebagian besar orang justru disamakan. Namun, moral juga dapat diartikan sebagai ajaran kesusilaan. Pendidikan moral sangat penting bagi anak agar ia bisa menentukan sikap yang baik dalam menghadapi berbagai hal di dalam kehidupannya.
Pendidikan Kreatifitas
Saya percaya bahwa anak yang cerdas mesti kreatif, oleh karena itu pendidikan kreatifitas saya masukkan ke dalam daftar contoh pendidikan informal bagi anak ini. Keluarga sebagai pengajar dalam sektor pendidikan informal juga mesti mendukung anak agar bisa meningkatkan kreatifitasnya. Anak-anak bisa diajak untuk membuat berbagai kerajinan atau alat peraga pendidikan dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya. Selain itu, pendidikan kreatifitas juga bisa mengalihkan anak dari ketergantungan dengan gadget.
Pendidikan Sosial
Contoh pendidikan informal selanjutnya adalah pendidikan sosial. Orang tua dan keluarga harus aktif mengajak anak untuk berdiskusi, berbicara dan hal-hal terkait sosialisasi lainnya. Hal ini perlu dilakukan untuk mempersiapkan anak sebagai salah seorang anggota masyarakat nantinya. Faktanya, tak selamanya anak akan berada di bawah pengawasan orang tua langsung. Ketika ia masih sekolah, mungkin ia bisa berada dalam pengawasan Anda, tapi ketika telah kuliah ia mulai masuk ke lingkungan sosial yang lebih besar.
Selain bisa dilakukan oleh keluarga, pendidikan sosial juga bisa diberikan oleh lingkungan sosial. Jika Anda adalah orang tua, jangan terlalu membatasi anak untuk bergaul dengan orang-orang di lingkungannya. Pergaulan mereka memang harus dikontrol, tapi jangan melarang mereka untuk bersosial dengan orang di luar keluarga.
Pendidikan Soft Skill
Soft skill adalah kemampuan di luar kemampuan akademis, ia bisa meliputi kemampuan mempengaruhi orang lain, berbicara di depan umum, lobi, komunikasi dan sebagainya. Meskipun anak bisa saja mendapatkan kemampuan ini dengan pengalaman organisasi mereka di sekolah, hanya saja tak semua anak bisa dan ingin menambah kegiatan di ekstra kurikuler. Oleh karena itulah keluarga punya tanggung jawab untuk memberikan pendidikan soft skill bagi anak di rumah.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menunjang anak dalam mempelajari soft skill ini, bisa dengan mengajak mereka bermain peran hingga mengajarkan teknik presentasi.
Nah, di atas sudah ada 7 contoh pendidikan informal untuk anak, tapi mengajak anak untuk belajar di luar jam sekolah itu susah-susah gampang juga. Jika Anda menemukan masalah sulit mengajak anak belajar, ada tulisan menarik dari teman saya yang bisa Anda jadikan bacaan, bisa baca di sini: Hal penting dalam memotivasi anak untuk belajar
Saya rasa Anda akan bersepakat bahwa mendidik anak bukan perkara yang mudah, sebab bagaimana pun anak adalah amanah. Keberadaan mereka bisa menjadi penyejuk hati atau bahkan sebaliknya. Bagaimana anak tersebut tumbuh dan menjadi apa nantinya adalah sebentuk hasil dari bagaimana orang tua mereka memberikan pendidikan bagi mereka. Tak hanya pendidikan informal, tetapi pendidikan formal dan non-formal juga. Akhir kata, terima kasih sudah membaca.[]