Lompat ke konten
Home » Keistimewaan Jomblo yang Berpuasa

Keistimewaan Jomblo yang Berpuasa

Katakanlah kamu tersesat ke blog (jelek) ini karena tertarik dengan judul yang saya buat. Ketahuilah, bahwa saya membuatnya dengan sedemikian rupa dengan sengaja. Toh, kalaupun alasanmu mampir ke blog ini bukan karena hal itu, saya tetap ingin bilang bahwa:

Sesungguhnya jomblo adalah makhluk Tuhan yang tengah berpuasa.

Kita tahu bahwa puasa itu adalah pekerjaan menahan. Bukan cuma haus dan lapar, tapi juga segala macam godaan. Dan jomblo adalah satu dari sekian kelompok manusia yang paling banyak menerima godaan.

Bayangkan, betapa seringnya mereka “dihinakan” oleh orang-orang yang katanya sudah berpasangan–pun peristiwa berpasangannya itu adalah peristiwa musiman.

“Hari gini masih jomblo? Apa kata DUNIA!” hina seseorang pada jomblo.

Dan jomblo ini juga banyak tipenya. Ada tipe jomblo yang sabaran, maka dia bakal diam aja sambil mengurut dada. Ada tipe jomblo yang emosian, maka dia akan melakukan sesuatu untuk membalasnya. Tapi teman, tidak sedikit juga jomblo yang beriman. Maka ia membalas dengan cara yang elegan. Mendoakan si penghina agar ditunjukkan hatinya, atau membalas dengan kalimat ter-epik sejagad raya:

“Hari gini masih pacaran? Apa kata AKHIRAT!” dan si penghina pun ternganga.

Sahabat, ingin kukatakan padamu yang sesungguhnya, bahwa jomblo itu jauh lebih mulia daripada orang yang mengobral cintanya. Jomblo adalah kaum yang terjaga, entah itu karena prinsip atau memang karena nasib, dari harapan palsu percintaan yang prematur.

Karena jomblo tengah berpuasa. Berpuasa dari hal yang belum saatnya. Berusaha menahan berbagai macam godaan dengan sebaik-baiknya.

Banyak sekali orang yang menjomblo bukan karena tak laku, ia bisa saja mendapatkan pasangan yang diinginkannya. Tapi karena ketakutannya pada Tuhannya, ia memilih untuk bersabar sambil membangun kesiapan untuk memetik cinta yang telah dijanjikan.

Dan, sebagaimana orang yang berpuasa, ada dua kebahagiaan yang digaransikan kepadanya. Salah satunya adalah kebahagiaan saat berbuka. Berbuka dari ke-jomblo-an yang sudah menahun. Dan sebaik-baik hal untuk buka puasa adalah yang halalan thoyyiban alias yang halal lagi baik.

Sungguh tak ada hal yang lebih halal lagi baik bagi jomblo selain MENIKAH dan mencapai keredhoan Tuhannya.

Bagikan yuk:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *