Beberapa waktu yang lalu seorang klien meminta tolong kepada saya untuk membuatkan sebuah landing page untuk produknya. “Saya ingin membuat landing page untuk produk saya, dalam bahasa Inggris bisa Pak?” tanya beliau.
Seketika membaca itu, saya langsung terpikir bahwa si klien ini pasti ingin mengekspor produknya ke luar negeri. Dan benar saja, ia ingin memasarkan produknya ke pasar internasional. Sejauh ini ia bahkan sudah menjangkau pasar di Filipina, Thailand, India dan Bangladesh. Konon katanya ingin menjangkau pasar yang lebih jauh lagi.
Faktanya memang kegiatan ekspor bisa membuka peluang produsen atau pebisnis untuk menjangkau konsumen yang lebih beragam. Maksud saya, untuk beberapa produk tertentu pasar lokal mungkin cukup terbatas sehingga mesti ada ekspansi penjualan ke luar negeri.
Oh ya, produk klien saya itu sejenis bahan atau material yang dibutuhkan dalam industri penyulingan minyak. Tentu saja, ceruk pasarnya terbatas pada industri yang terkait, sehingga memang harus menjangkau pasar luar negeri agar perusahaan bisa terus berkembang.
“Perusahaan?” mungkin itu yang terpikir oleh Anda.
Iya, klien itu membuat dan menjual produk melalui sebuah perusahaan profesional di bidang terkait, sehingga wajar jika mereka bisa mengekspor produk dengan “cukup” mudah.
Pertanyaannya, bagaimana jika yang ingin menjadi eksportir itu justru UMKM yang notabene adalah komunitas bisnis kecil—yang bahkan belum semuanya yang mengerti tentang izin perizinan? Belum lagi pengiriman barang ke luar negeri yang tidak segampang kita memesan jasa kurir untuk pengiriman lokal.
Nah, tentang ini, saya akan bahas nanti. Sebelum itu, saya ingin mengajak Anda mencari tahu, apakah memang UMKM layak untuk memasarkan produknya dengan cara mengekspor ke luar negeri?
Potensi Eskpor Indonesia Bisa Ditingkatkan Lewat UMKM
Meskipun dilabeli sebagai usaha yang “kecil”—terkhusus usaha mikro dan kecil (UMK)—kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Bagaimana mungkin mengabaikan sektor ini, pasalnya, dikutip dari katadata.co.id, UMKM menyumbang hingga Rp. 8.573,9 triliun ke Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2018 lalu. Jika dipresentasekan, kontribusi itu mencapai 57,8% dari PDB saat itu.
Namun, jika kita bicara tentang UMKM dan ekspor agaknya itu sudah jadi pembahasan oleh banyak pihak, baik dari pelaku bisnis itu sendiri, pemerintah selaku pemangku kebijakan bahkan hingga peneliti yang melakukan pengkajian.
Saya menemukan sebuah artikel menarik yang dipublikasikan oleh Journal of Global Entrepreneurship Research dengan tajuk “Recent evidence of the development of micro, small and medium enterprises in Indonesia”. Penulis melaporkan dengan baik perkembangan UMKM di Indonesia beberapa waktu ini.
Artikel ilmiah tersebut menyebutkan bahwa nilai ekspor dari UMKM sempat meningkat selama periode 2007-2013, nilai ekspor tersebut meningkat dari Rp. 140,4 triliun pada 2007 menjadi Rp. 182 triliun pada 2013. Hanya saja di tahun tertentu selama periode tersebut sempat turun. Namun terlepas dari itu, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa UMKM layak melakukan dan memiliki potensi ekspor yang besar.
Coba Anda bayangkan, jika saat ini UMKM bisa mengisi PDB hingga 50-60%, jika produk UMKM bisa diekspor dengan baik, tentu saja akan sangat membantu meningkatkan devisa dan memperkenalkan lebih banyak barang atau komoditas ekspor Indonesia ke luar negeri, berikut dengan berbagai manfaat yang mengikutinya seperti terbukanya peluang UMKM tersebut berkembang atau bahkan naik level.
Hanya saja, faktanya di lapangan, jika dibandingkan dengan bisnis berskala lebih besar, tentu nilai ekspor UMKM masih di bawah. Jangankan dengan Usaha Besar, nilai dan kegiatan eskpor Usaha Mikro dan Kecil masih kalah oleh Usaha Menengah.
Lantas, di mana kesulitannya bagi UMKM—terutama Usaha Mikro dan Kecil—untuk bisa memasarkan produk ke luar negeri dengan kegiatan ekspor? Beberapa permasalahan di bawah ini adalah penyebab atau penghalang utama kegiatan ekspor UMKM yang disebutkan dalam artikel ilmiah tadi. Saya akan coba jabarkan setiap poin itu nanti.
#1 Sulit memperoleh izin ekspor
Ada cukup banyak syarat yang perlu dipenuhi jika seseorang/kelompok ingin menjadi eksportir. Syarat ini menurut saya akan sangat menyita dan membuat bingung pelaku UMKM yang masih awam dengan regulasi atau aturan. Pasalnya, agar bisa menjadi eksportir seseorang harus memiliki badan hukum, nomor wajib pajak hingga izin usaha yang dikeluarkan oleh pemerintah. Lebih jauh lagi, pengirim juga mesti membuat informasi yang jelas tentang barang yang ingin dikirim hingga mengurus hal yang berkaitan dengan kepabeanan.
Bagi perusahaan atau unit usaha besar ini bukanlah perkara yang cukup rumit karena mereka punya tim hukum sendiri. Hanya saja bagi pelaku bisnis kecil, menyiapkan berkas-berkas serta mengurus izin ekspor bukan sebuah “a piece of cake”.
#2 Kendala pembiayaan
Kegiatan ekspor tentu saja membutuhkan biaya. Katakanlah ada sebuah Usaha Mikro atau Usaha Menengah ingin mengekspor produk mereka ke luar negeri. Jika mereka belum memiliki badan hukum, tentu saja butuh biaya untuk mengurus pembentukan badan hukum itu. Itu barulah biaya yang bisa dibilang biaya-biaya awal, belum biaya lainnya.
#3 Kekurangan SDM yang paham tentang perdagangan internasional dan Bahasa Inggris
Berikhtiar untuk mengirimkan dan menjual produk ke luar negeri tentu bukan hal yang bisa dipelajari dalam sekali duduk, bukan? Memang kita tidak perlu menjadi seorang lulusan ekonomi untuk ini, tapi tetap harus ada investasi waktu untuk mempelajari alur dan skema perdagangan internasional itu. Belum lagi memahami Bahasa Inggris (atau bahasa internasional lainnya) agar bisa berkomunikasi dengan mudah dengan mitra bisnis di luar negeri. Nah, sumber daya manusia (SDM) atau tenaga UMKM untuk ini seringkali kurang atau bahkan tidak ada sama sekali.
#4 Kekurangan informasi mengenai ekspor
The last but not least, informasi adalah hal yang sangat penting di era sekarang ini. Mungkin saja banyak UMKM yang ingin berdagang hingga ke luar negeri di Indonesia ini, tapi mereka masih kekurangan informasi. Edukasi mengenai ekspor ini sangat penting dan saya berharap bisa semakin dimasifkan baik oleh pemerintah atau lembaga swasta terkait.
Sampai di sini mungkin Anda berpikir bahwa “ternyata sulit ya jadi eksportir itu”. Tapi tunggu dulu, jika Anda adalah pelaku UMKM dan berniat untuk mengubur impian untuk go international, jangan buru-buru menyerah dulu.
Berbagai permasalahan di atas tadi memang menyita waktu dan pikiran, tapi ia bisa menjadi lebih mudah jika Anda berkonsultasi dan bermitra dengan lembaga yang menyediakan jasa ekspor yang terpercaya.
Ekspor Lebih Mudah Bersama Jasa Ekspor Terpercaya
Rasanya semua orang ingin bisnisnya bisa berkembang. Salah satu parameter perkembangan itu adalah jangkauan pasar. Ketika sebuah bisnis bisa merambah pasar internasional, hal itu bisa dibilang bukti kemajuan bisnis itu. Tapi seperti yang saya katakan tadi, ekspor bukan perkara mudah untuk dilakukan sendiri. Lebih-lebih oleh pelaku usaha yang masih tergolong usaha mikro dan kecil.
Solusi terbaik yang bisa diambil agar produk bisa go international adalah bermitra atau bekerja sama dengan lembaga penyedia jasa ekspor. Tidak sembarang jasa juga, melainkan harus yang terpercaya dan jelas hitam di atas putihnya.
“Maksudnya bagaimana?”
Gampangnya, dalam memilih jasa ekspor, beberapa hal di bawah ini harus, mesti, kudu dan wajib untuk diperhatikan.
#1 Legalitas atau badan hukumnya jelas
Perhatikan dengan seksama apakah penyedia jasa tersebut memiliki badan hukum dan legalitas untuk menjalankan jasa ekspor itu. Pasalnya, dalam urusan-urusan administrasi tentu membutuhkan berbagai macam perizinan yang hanya bisa diurus jika mitra yang Anda pilih terdaftar dan memiliki kewenangan untuk melakukan kegiatan ekspor.
#2 Memiliki ketentuan layanan yang terang
Perhatikan dengan baik jasa ekspornya, apakah mereka memberikan ketentuan layanan yang jelas. Ketentuan ini sangat penting karena menjadi landasan perjanjian (hitam di atas putih) tentang apa hak dan kewajiban dari masing-masing pihak. Baik pemilik produk atau pembantu kegiatan ekspor.
#3 Logistik atau pengiriman yang komplit
Ada banyak pilihan pengiriman logistik yang bisa digunakan dalam melaksanakan ekspor produk ke luar negeri, masing-masing jenis pengiriman ada lebih dan kurangnya. Pastikan Anda memilih jasa dengan logistik yang lengkap karena tidak semua barang bisa dikirimkan dengan satu jenis pengiriman saja.
#4 Lengkap dengan bantuan pembiayaan
Sebagaimana yang sudah saya ungkapkan tadi, salah satu penghalang bangkitnya UMKM untuk bisa melakukan kegiatan ekspor adalah soal pembiayaan. Oleh karena itu, tentu akan lebih baik jika Anda memilih jasa ekspor yang bisa membantu mengenai hal ini.
#5 Penyedia jasa berpengalaman dan terpercaya
Selamat atau tidaknya produk Anda sampai ke konsumen luar negeri bergantung kepada seberapa profesional dan amanah mitra atau jasa ekspor yang Anda pilih. Karenanya, sangat direkomendasikan untuk memilih yang sudah berpengalaman dan dapat dipercaya.
#6 Jaringan penyedia jasa harus luas
Jaringan yang dimiliki oleh penyedia jasa ekspor juga mesti luas, tidak hanya jaringan lokal atau domestik, mitra yang ingin Anda pilih mestilah punya jaringan internasional agar produk Anda bisa mendarat dengan baik, bahkan dari pintu ke pintu (door to door).
#7 Terbuka untuk konsultasi dan mudah dihubungi
Nah, poin terakhir ini yang tidak boleh sampai ketinggalan. Jangan cukupkan dengan 6 poin sebelumnya saja, terutama bagi Anda yang belum memiliki pengalaman ekspor, Anda harus memilih jasa ekspor yang mudah dihubungi untuk konsultasi. Pasalnya, banyak informasi yang Anda butuhkan, mulai dari pengemasan produk dan sebagainya. Sebenarnya masih ada pertimbangan lain dalam memilih jasa ekspor bagi UMKM, tapi menurut hemat saya 7 poin di atas adalah yang terpenting dari semuanya, sehingga Anda mesti memperhatikan semua itu sebelum menjatuhkan pilihan.
Jadi bagaimana menurut Anda?
—
Referensi :
Dwi Hadya Jayani. Berapa Sumbangan UMKM Terhadap Perekonomian Indonesia? Di https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/05/20/berapa-sumbangan-umkm-terhadap-perekonomian-indonesia
Tulus Tambunan. 2019. Recent evidence of the development of micro, small and medium enterprises in Indonesia. Journal of Global Entrepreneurship Research. 9(18):1-15.
Hallo Kak,
Salam kenal ya. Topik UMKM ini sekarang sedang booming ya, Dee Lestari malah bikin buku juga tentang UMKM tahun ini.
Kemarin teman di Belanda sempat ada yang mau melakukan bisnis ekspor kain tenun, hanya terhambat di masalah perijinan sementara dia masih bersekolah juga di sana.
Tahu info ini jadi bisa saya sampaikan ke teman.
Memang sebagian masyarakat yang sedang menekuni usaha di bidang UMKM masih bingung atau tidak tau bagaimana agar usaha mereka jauh berkembang sampai keluar negeri.
Menurutku disinilah peran pemerintah mengadakan semacam seminar atau tatap muka terhadap para pelaku UMKM agar lebih terarah dan banyak mendapat informasi tentang bagaimana jika ingin ekspor ke luar negeri.
Mister exportir membantu banget para UMKM untuk maju karena dibantu soal pemasaran ke luar negeri ya Uda..
Semoga semakin banyak UMKM yang bersinergi memajukan produk dalam negeri.
Iya saya juga sempat kepikiran andai aja banyak produk UMKM bisa diekspor. Buktinya aja tempe banyak disukai orang luar negri, begitu juga dengan produk anyaman Indonesia. Semoga dengan adanya mister exportir ini membuka jalan bagi para pelaku UMKM untuk berani memasarkan produknya sampai ke luar negri.
Lengkap banget dong infonya ini kak.. emang ya UMKM ini suka terkendala sama ini itu. Apalagi kalau nggak ada yang bantuin urus. Bisa-bisa mentok duluan dan enggak jadi ekspor deh. Pdhl kualitas barangnya mungkin udah oke hanya tinggal nyari jalur yang benar utk ke luar negeri. Bersyukur banget ada pihak ketiga yang bisa bantu ya seperti Misterexportir ini.
bener bgt internet menjangkau target pasar smp luar negeri ya. memang banyak ukm yang cerita mereka takut ekspor krn bahasa inggris. padahal di lapangan para importir itu bahasa inggrisnya ga bagus2 bgt kok mas, bahasanya jg kaya kita. salah paham…salah-salah yang penting paham ya mas
MasyaAllah ekspor jadi lebih mudah dg adanya jasa mister exportir ini ya 👏nanti aku share infonya ke ayahku, kali bisa ekspor jangkrik hehe
Bisnis ekspor ini menarik ya, saya setuju kalau beberapa faktor bisa jadi tantangan bagi perkembangan UMKM khusus bagian ekspor, SDM kita memang masih belum siap untuk bisnis terkait tapi saya rasa pemerintah sekarang ini sangat mendukung beberapa kali saya ikut seminar yg bahas ttg itu. UMKM juga harus pro aktif cari informasi yang lengkap sehingga usahanya lancar
Saya blm pernah nyoba bisnis UMKM. tapi sering melihat bisnis ini dilakukan teman. Kebayang kalau mereka bisa go internasional. Padahal bisnisnya lokal. Itu mungkin banget terjadi. seperti topeng malangan yang belum lama ini saya liput. Semua memang butuh proses. Tapi proses yang dijalani dengan sungguh sungguh bisa jadi sesuatu ya uda. semoga UMKM kita makin maju.
Saat pandemi ini datang semakin banyak juga yang bermunculan UMKM baru yah meskipun ada juga yang sudah lama berkiprah mengalami kendala selama pandemi. Ekspor ini memang cukup membantu ya tapi ada temen saya masih sering ketemu kendala untuk mengekspor produk-produknya. Bagus banget nih infonya sangat membantu.
Saya punya teman seorang perempuan yang dulunya bekerja di bidang eksportir di Malaysia. Sejak tahun 2008 teman saya itu mulai mengekspor porang, tahu kan? Nah, ternyata meskipun dia sendiri pernah bekerja di perusahaan ekspor impor tapi semuanya nggak berjalan mulus lho. Banyak juga halangannya. Nah, kalau sekarang, di tahun 2020 ini dia sudah eksis di bidang ekspor-impor jahe dan kawan-kawannya, tentunya dengan bantuan dari jasa eksportir juga. Bahkan ia sudah bekerjasama dengan petani binaan di Kulon Progo. Untuk UMKM apalagi pemula memang perlu banget jasa eksportir seperti Misterexportir. Saya pun kalau suatu saat bisa meluaskan pasar ke manca, mungkin akan membutuhkan jasanya.
Wajah, pesan excited banget sama urusan ekspor impor ini, hanya saja untuk memproduksi barang yang bisa diekspor masih belum segera menentukan. Pernah blkepikiran batik, tapi bahkan baru merambah pasar lokal aja Uda menyerah.
Trus skrg malah produksi makanan yang daya tahannya cuma sebentar.
Tapi, informasi kemudahan ekspor impor melalui jasa exportir ini benar-benar membuka wawasan. Semoga nanti kepikiran lagi membuka bisnis yang bisa ekspor ke luar negeri
Wah ternyata lebih dari 50 persen sumbangan PDB Indonesia itu dr UMKM ya. Wajah lah kalau UMKM ini harus dikembangkan lagi, apalagi kalau semuanya bisa ekspor. Nah keberadaan penyedia jasa ekspor seperti Mister Exportir ini kayaknya penting banget untuk ikut menunjang potensi UMKM, goalsnya ya tentu saja ke PDB Indonesia
UKM bisa jadi pengerak roda ekonomi Indonesia, karena sifatnya yang massif dan butuh banyak tangan. Produknya juga biasanya lebih solutif. Makanya perlu juga diekspor tanpa melalui penjualan gross seperti sebelumnya.
Jadi inget kakak saya yang suka ngimpor hair clip untuk domba dari China ke Indonesia untuk dijual lagi. Ngga paham sih gimana, taunya pajak gede aja. Haha
Jadi tahu lebih mendalam soal ekspor setelah baca ini.
kami tertarik dgn tulisan ini dan mohon dapat arahan lebih lanjut utk usaha eksport keripik kelapa karena saat ini usaha kami adalah pembuatan santan kelapa siap pakai dikemas dalam kondisi beku tapi kendala yang kami hadapi adalah kualitas kelapa yang dibeli dari petani tidak semuanya masuk spek untuk santan ada 20% buah kelapa yang kami beli dari petani masuk kategori kelapa mengkel. Solusi untuk menghindari kerugian kami berencana membuat keripik kelapa dan beberapa informasi yang kami dapat bahwa pasar export untuk keripik kelapa sangat terbuka selain itu juga untuk pembautan nata de coco lembaran yang pasar eksportnya tidak terbatas. Informasi ini menurut pendapat kami akan sangat perkembangan ukm kami.
Halo Ibu, terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar
Saran terbaik dari saya, coba kontak perusahaan mitra yang bisa jadi partner dalam ekspor, Bu. Ada banyak dokumen yang mesti diurus, dan baiknya langsung kerja sama saja dengan pihak ketiga. Cuma, sebaiknya tanya-tanya ke komunitas pengusaha, biar dapat mitra terpercaya
Mohon maaf tidak bisa menjawab lebih detail