Tips memilih jurnal internasional – Selain mengerjakan tesis dan disertasi, hal yang juga tak kalah sulit yang harus ditempuh oleh mahasiswa pascasarajana adalah memilih jurnal untuk publikasi penelitian mereka. Jurnal itu bisa jurnal internasional atau jurnal nasional. Hanya saja, tidak semua jurnal dapat dipilih karena kampus memberikan syarat khusus agar bisa diakui.
Mahasiswa S3 misalnya, harus publikasi di jurnal internasional yang terindeks Scopus–dan kalau bisa berputasi. Jujur, saya sendiri sudah ditolak 4 kali oleh jurnal internasional, salah satunya adalah karena salah strategi. Bisa dibilang begitu deh.
Memang kita tidak bisa sembarangan memilih jurnal yang akan dituju. Setidaknya ada 5 tips memilih jurnal internasional untuk publikasi yang perlu anda ketahui. Saya tulis ini berdasarkan pengalaman lho ya, insyaa Allah bermanfaat.
Tips memilih jurnal internasional
#1 Pastikan karya tulis anda layak untuk diterbitkan di jurnal target
Anda tentu ingin karya tulis anda dimuat dengan tanpa banyak masalah di sebuah jurnal internasional, bukan? Tapi ketahuilah, tidak hanya anda yang punya kepentingan di dalam publikasi itu. Pihak penerbit atau publisher tentu juga punya kepentingan–khususnya tentang industri atau untung-rugi.
Oleh karena itu, editor suatu jurnal akan menyeleseksi dengan baik sebelum dikirimkan ke para reviewer untuk diseleksi lebih lanjut. Nah, agar manuskrip anda layak untuk terbit, pastikan manuskrip itu masuk ke dalam skop atau ruang lingkup jurnal yang ingin dituju. Setelah itu, pastikan ada hal yang baru atau novelti di dalam tulisan anda.
Percayalah, pihak jurnal tidak akan menerbitkan tulisan yang tidak menarik untuk dibaca karena hanya mengulang hal yang sama. Pastikan juga tulisan anda ditulis dengan format dan bahasa Inggris yang baik.
#2 Perhatikan pengindeksan dan reputasi jurnal
Tips memilih jurnal internasional yang kedua adalah dengan memperhatikan pengindeksannya serta reputasinya. Yang dimaksud dengan pengindeksan atau indexing adalah apakah jurnal tersebut terdaftar di index tertentu, sebagai misal Scopus, ISI, DOAJ dan sebagainya.
Di Indonesia sendiri, indeks yang menjadi patokan, sejauh ini, adalah Scopus. Nah, silakan dicek apakah jurnal tujuan anda terindeks Scopus atau tidak. Anda bisa masuk ke situs Scopus dan memasukkan nama jurnal tersebut. Bisa ke tautan ini https://www.scopus.com/sources , lalu memasukkan nama jurnal pada kolom pencarian seperti gambar di bawah
Sedangkan untuk mengecek reputasi jurnal anda bisa mengunjungi situs https://www.scimagojr.com/ lalu memasukkan nama jurnalnya. Semua jurnal yang ada di Scimago sudah terindeks Scopus.
#3 Mau yang open access atau tidak, sesuai kebutuhan
Jurnal itu ada yang tipenya open access dan ada yang tidak. Jurnal yang bukan open access memang tidak membutuhkan biaya agar artikel kita bisa terbit, namun mereka lebih selektif dan proses seleksinya panjang karena banyak yang mengirim ke sana. Adapun jurnal open access lebih cepat dalam tahap review selain karena yang mengirim ke sana lebih sedikit, itu juga karena ada “pelicin”-nya.
Untuk besaran biaya pra-terbit di jurnal open access itu bervariasi. Umumnya dari USD100 hingga USD1500, tergantung penerbit dan reputasi jurnalnya. Jadi mau yang berbayar atau tidak, sesuaikan dengan kebutuhan anda.
#4 Perhatikan history artikel yang telah terbit di jurnal tersebut
Saya pernah mengirimkan manuskrip ke sebuah jurnal dan membutuhkan waktu hingga 4 bulan untuk keputusan awalnya. Itu bukan waktu yang pendek, karena menghabiskan waktu aktif 1 semester. Kalau diterima syukur, kalau tidak runyam urusannya.
Setelah menunggu 4 bulan, pada akhirnya manuskrip saya ditolak oleh jurnal tersebut. Sebagian kita mungkin tidak peduli dengan ini, tapi proses yang lama bisa berujung pada keputusan harus menambah semester baru, dan biaya SPP program S3 itu tidak murah, bukan?
Oleh karena itu, perhatikan histroy dari artikel yang telah terbit di situ. Ada 3 hal yang bisa dilihat yaitu received date, revised date, dan accepted date. Tiga informasi itu bisa anda lihat di PDF artikelnya atau di laman situs jurnalnya. Pilihlah jurnal dengan rentang waktu received dan accepted yang tidak terlalu lama. Hal ini agar anda masih punya waktu untuk merevisi jika diperlukan atau memilih jurnal lain jika ditolak nantinya.
#5 Awas jurnal internasional abal-abal atau predator
Ada banyak sekali jurnal internasional yang ada. Sebagiannya ada yang terindeks baik dan ada yang tidak. Nah, sebagiannya ada juga yang dikategorikan jurnal abal-abal alias jurnal predator. Di Indonesia, publikasi aplikasi di jurnal abal-abal atau predator tidak diakui dalam sistem kredit dosen. Jadi pastikan anda mengecek apakah jurnal tersebut termasuk abal-abal atau predator atau tidak.
Untuk mengecek ini anda bisa menemukan daftarnya dengan mudah di internet. Silakan ketik di situs pencaharian “predator journal list” atau “jurnal internasional predator versi dikti” dan sebagainya. Atau Anda bisa baca di sini : Ciri dan Cara Cek Jurnal Predator yang Perlu Anda Ketahui
Baca juga: Cara Mencari Jurnal Internasional Secara Gratis
Kesimpulan
Menerbitkan artikel di jurnal internasional memang sudah menjadi syarat agar seorang kandidat doktor bisa lulus. Itu tidak bisa dinego. Dan mempublikasikan artikel di jurnal internasional tidak bisa sekonyong-konyong atau tanpa persiapan matang. Oleh karena itu siapkanlah tulisan anda dengan sebaik mungkin. Perhatikan etika-etika ilmiah. Dan jangan segan untuk berkonsultasi dengan promotor anda. Semoga tulisan sederhana tentang tips memilih jurnal internasional ini bisa bermanfaat.[]
terimakasih atas tulisan pengalaman anda. semoga bermanfaat dan berpahala. aamiin