Beberapa waktu yang lalu, tidakan represif, agresif dan keji dari zionis Israel terjadi kembali. Lebih dari 200 warga Palestina yang gugur. Peristiwa itu menjadi berita yang jamak diperbincangkan. Gelombang demi gelombang dukungan dari seluruh dunia terus mengalir bagi rakyat Palestina. Namun, zionis seperti tak punya mata kepala dan telinga, mereka terus melanjutkan penjajahannya.
Melihat semua itu, rasanya saya ingin berkata-kata kasar,… tapi pada akhirnya saya alihkan ke menulis artikel ini.
Omong-omong, sebagian dari kita mungkin saja bingung dan bertanya-tanya: “bagaiamana konflik ini bisa bermulai?”, “kenapa setelah puluhan tahun tidak juga berakhir?”, “kenapa dunia diam saja? kan ada PBB juga”. Hmm, bagaimana kalau kita ulas satu-persatu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu?
Awal Mula Konflik Palestina-Israel
Jika kita bicara tentang konflik Palestina-Israel, sebenarnya kisahnya bisa dimulai dari catatan sejarah yang panjang—saking panjangnya bisa ditarik ke zaman Nabi Musa as., tapi di pembahasan kita kali ini, kita bisa mulai dari runtuhnya dinasti Turki Ustmani di awal 1900-an sebagai kepemimpinan dunia Islam terakhir.
Palestina saat itu berada dalam naungan Utsmani namun setelah runtuhnya kerajaan besar itu, tanah Palestina dikuasai oleh Inggris sebagai imperium (baca: penjajah) besar saat itu. Lalu pertanyaannya, bagaimana awal mula zionis Yahudi bisa berimigrasi ke Palestina?
Sebelum kita lanjut, saya ingin jelaskan dulu nih, apa yang dimasuk dengan zionis. Dalam budaya Yahudi adalah sebuah konsep bernama Aliyah, di mana bisa diartikan sebagai kegiatan mudik atau migrasi Yahudi ke tanah Palestina yang secara historis adalah tanah mereka.
“Berarti memang Yahudi punya hak untuk tinggal di sana dong?”
Tunggu, tunggu, jangan buru-buru. Baca lebih lanjut dulu ya. Balik ke istilah Zionis tadi, ia bisa diartikan sebagai pelaku dari paham zionisme atau gerakan nasionalis Yahudi internasional yang pengen balik ke Palestina dan mendirikan negara Israel di sana.
Konsep Zionisme ini sebenarnya sudah mereka rencanakan sejak lama, bahkan sebelum 1918 saat mereka mendapatkan “restu” dari Inggris untuk “kembali pulang”—setelah memelas dan sekian banyak propaganda. Yahudi mendirikan sebuah organisasi bernama World Zionist Organization pada tahun 1897. Misi utamanya? Ya mengagendakan pendirian negara bagi bangsa Yahudi di tanah Palestina.
Singkat cerita, keinginan kaum Yahudi berpaham zionis untuk kembali ke Palestina dan merebut kembali tanah (yang katanya) milik mereka mendapat titik terang pada 1918 lewat sebuah perjanjian yang disebut Deklarasi Balfour tahun 1917. Perjanjian ini menyuarakan dukungan untuk pendirian suatu negara di tanah air Palestina untuk orang Yahudi. Ini nih yang jadi awal masifnya perpindahan orang Yahudi ke tanah Palestina dalam rangka merebut kembali “tanah yang dijanjikan Tuhan” untuk mereka sebagaimana yang tertulis dalam perjanjian lama.
Lantas mulailah datang banyak imigran zionis ke Palestina sedangkan penduduk Palestina tidak bisa berbuat apa-apa karena administrasi wilayah dikuasai oleh Inggris sebagai imperium yang menduduki (baca: menjajah) Palestina saat itu.
Kian tahun berlalu, zionis semakin banyak berdatangan ke Palestina hingga mereka memproklamirkan pembentukan negara pada 1948 dan mengusir orang-orang Arab dari Palestina. Konon, desa-desa atau pemukiman Arab yang tidak menyerah akan dihancurkan oleh zionis dan penduduknya diusir. Alhasil, 400 desa Palestina terhapus dari peta di rentang 1948-1949. Sampai saat ini, zionis Yahudi selalu berusaha mengusir orang-orang Arab Palestina di sisa-sisa daerah yang mereka tempati seperti daerah sekitar Al-Quds (Al-Aqsha) dan Gaza.
Oh ya, ini saya lampirkan gambar di mana daerah Israel semakin membesar dan sebaliknya Palestina justru mengecil.
Sama-sama Memiliki Klaim Sejarah Atas Tanah Palestina
Landasan yang terus digembar-gemborkan Israel terkait migrasi orang-orang Yahudi ke Palestina hingga sekarang adalah bahwa Palestina adalah tanah yang dijanjikan bagi mereka. Klaim sejarah itu mereka jadikan dasar karena memang di dalam kitab suci mereka Torah (Taurat) disebutkan begitu, tapi masalahnya klaim sejarah, sesuai hukum internasional, tidak bisa dijadikan alasan mencaplok daerah.
Di sisi yang lain, warga arab yang menghuni dan terjajah di Palestina saat ini juga memiliki sejarah panjang. Palestina diduduki oleh orang Arab muslim sejak zaman khalifah Umar bin Khattab ra. yang merupakan khalifatur rasyidin yang kedua dan salah seorang sahabat terbaik Rasulullah Muhammad saw. Mereka, orang Arab itu, telah menghuni Palestina semenjak 13 abad yang lalu. Tidak hanya orang arab muslim, orang-orang nasrani dan yahudi ada juga yang memang asli dari Palestina dalam arti kata sudah tinggal di sana semenjak lama.
Sebagaimana yang saya sampaikan tadi nih, klaim sejarah tidak bisa menjadi dasar pendudukan sebuah daerah, karena kalaulah begitu tatanan dunia akan kacau. Ini seperti Anda sudah membeli sepetak tanah kemudian tiba-tiba datang orang antah-berantah mengaku bahwa tanah itu dulunya milik kakeknya dan merebut tanah itu dari Anda, apa yang akan Anda rasakan?
Mengapa Konflik Tak Kunjung Usai? Apa Gunanya PBB?
Kita mungkin pernah bertanya-tanya, kenapa konflik yang sudah puluhan tahun itu tidak berakhir juga. Padahal sekarang sudah ada Persatuan Bangsa-bangsa, Hak Asasi Manusia (HAM) atau Human Rights juga sudah sangat digembar-gemborkan, kok masih ada juga pelanggaran hak asasi, salah satunya Palestina tadi?
Saya pribadi tidak berharap banyak pada PBB jika Amerika Serikat masih duduk sebagai anggota permanen di Dewan Keamanan. Tidak sekali-dua kali AS menggunakan veto mereka untuk menjadi pihak oposisi terhadap resolusi yang ingin menyudahi konflik Israel-Palestina. Ketika perang 11 hari yang terjadi antara Israel dengan milisi Palestina kemarin, AS dengan keras kepalanya menolak seruan DK PBB untuk melakukan gencatan senjata antara Israel dan pejuang Palestina.
Kita tentu tidak perlu menanyakan alasan dibalik semua itu. Negeri Paman Sam itu memang menjadi pembela setia Israel, baik secara politik, keuangan hingga berbagai bidang lainnya. Presiden Amerika sendiri bahkan menyatakan kedekatannya dengan komunitas Yahudi (tepatnya Zionis). Lalu, jika kita kembali pada sejarah pendudukan Inggris di tanah Palestina setelah kekalahan Turki Ustmani, ternyata itu adalah mandat dari Liga Bangsa-bangsa (League of Nations) yang merupakan cikal bakal dari PBB.
Meski mungkin tidak berhubungan secara langsung, saya jadi merasa tindakan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang memilih untuk mendorong anggota OKI untuk bersatu mendukung kemerdekaan Palestina adalah pilihan yang tepat. Namun meskipun demikian, dunia telah bereaksi semenjak perang 11 hari yang lalu. Perang tersebut jelas dimenangkan oleh pejuang kemerdekaan Palestina karena telah memunculkan kesadaran masyarakat dunia bahwa bangsa Palestina adalah orang-orang yang terjajah, dan tentu bukan teroris seperti yang dituduhkan oleh Israel dan negara yang mendukung mereka.
Yang Bisa Kita Lakukan untuk Bantu Palestina
Sebenarnya, jika kita bicara tentang Palestina, akan ada banyak narasi yang bisa membuat artikel ini menjadi ribuan kata. Saat Anda membaca kalimat ini, sebenarnya Anda telah membaca hampir 1000 kata. Dan seribuan kata ini, barangkali hanya sebuah sumbangsih kecil saya dalam memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi di Palestina sana. Namun meskipun begitu, satu tulisan sederhana saja akan sangat membantu menciptakan kesadaran publik tentang “kita harus melakukan sesuatu untuk membantu Palestina”.
Beberapa waktu yang lalu, saya pribadi berusaha menghimpun donasi, baik uang atau tulisan dukungan untuk Palestina. Alhamdulillah donasi uang sudah disalurkan via Komisi FLP untuk Palestina. Selain itu, ada beberapa artikel yang masuk juga. Saya sangat sarankan teman-teman untuk membacanya juga. Berikut nama penulis dan tautan tulisannya.
- Pertiwi Soraya http://www.pertiwisoraya.com/2021/05/palestina-israel-its-complicated.html
- Prita HW https://www.pritahw.com/2021/05/benarkah-palestina-vs-israel-bukan-urusan-kita.html
- Rizky Kurnia Rahman https://rizkykurniarahman.com/kaitannya-dengan-perjuangan-palestina-perumpamaan-seorang-perantau-di-tanah-rantau/
- Yusriah Ismail https://www.yusriahismail.com/2021/06/mencuri-sekapling-tanah-surga.html
- Nurhilmiyah https://www.fadlimia.com/2021/06/kita-perlu-membela-palestina.html
Akhir kata, ada banyak alasan yang sebenarnya bisa menguatkan kita untuk mencintai Palestina. Selain karena bangsa Palestina adalah salah satu bangsa yang mengakui kemerdekaan Indonesia, mereka juga sudah menjadi perwakilan kita (umat muslim dunia) untuk menjadi Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsa, salah satu situs suci umat Islam yang menjadi titik pemberhentian Rasulullah SAW ketika isra’ mi’raj dulu. Padahal bisa saja mereka meninggalkan negeri itu dan menyelamatkan diri ke belahan bumi yang lain, tapi mereka berusaha untuk tetap bertahan dan berjuang. Lantas, apa sekiranya bantuan kita untuk perjuangan itu?
Nyatanya membantu Palestina itu bukanlah hal yang sulit, kalaulah tidak dengan harta, semoga bisa dengan berita. Kita gunakan media sosial yang kita punya untuk memberikan dukungan dan mengabarkan keadaan sebenarnya. Pun kalau tidak pula dengan itu, melangitkan doa juga akan sangat membantu.
Semoga kelak kita memiliki hal yang bisa kita persaksikan di hadapan Allah, ketika kita ditanya apa yang telah kita lakukan dalam membela saudara-saudara kita di Palestina sana.[]
—
Sumber bacaan :
- Misri A. Muchsin. Palestina dan Israel: Sejarah, Konflik dan Masa Depan. MIQOT Vol. XXXIX No. 2 Juli-Desember 2015. [Dokumen]
- Michael G. Nainggola dan Youla O. Aguw. Penyelesaian Sengketa Palestina dan Israel Menurut Hukum Internasional (Study Kasus Perampasan Wilayah Palestina di Israel). Lex Et Societatis Vo. VIII/No. 4/Okt-Des/2020. [Dokumen]
- CNN Indonesia. China: AS Lumpuhkan DK PBB untuk Respons Israel-Palestina. Tersedia di https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210520174953-113-644919/china-as-lumpuhkan-dk-pbb-untuk-respons-israel-palestina
- Thea Fathanah Arbar. Indonesia Kutuk Israel, Ini 3 Usulan ke OKI soal Palestina. Tersedia di https://www.cnbcindonesia.com/news/20210516214339-4-245788/indonesia-kutuk-israel-ini-3-usulan-ke-oki-soal-palestina
Sebenarnya banyak yang belum tau tentang konflik palestine ini, bahkan orang dewasa juga banyak yang belum tahu. Semoga apa yang uda lakukan dan teman teman dapat membuka wawasan.