Pernahkah anda berpikir, bahwa ada yang salah dengan cara kita menulis selama ini? Kita sudah menulis banyak tapi tidak berhasil menemukan kepuasan. Boro-boro puas, kita malah tersiksa. Dan lalu, tidak berapa lama, kita berhenti. Tidak ada lagi untaian-untaian kata yang menjelma sebuah tulisan yang purna. Tidak ada lagi bait-bait yang menjadi sebuah puisi. Itu bisa jadi karena banyak kesalahan dalam menullis yang kita lakukan.
Baiklah, seketika kita ingin mencari tahu, di manakah letak kesalahan itu. Entah itu ada pada diriku atau pada orang lain di sekitarku. Tapi, daripada begitu, daripada mencari dari mana kesalahan itu berasal kenapa tidak mencoba merenungi hal-hal di bawah ini.
Kesalahan dalam Menulis yang Mungkin Tak Kita Sadari
Kita menunggu waktu luang untuk menulis
Di tengah kesibukkan kita, kita berharap ada waktu luang yang bisa kita gunakan untuk menulis. Tapi nyatanya, menemukan waktu luang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pun ketika waktu luang itu ada, kita juga harus mengalokasikannya untuk banyak hal.
Lantas, kapan ada waktu untuk menulis? Seyogyanya bukan menunggu waktu luang namun meluangkan waktu. Luangkan waktu beberapa menit saja untuk mulai menulis sesuatu yang sederhana, pun jika itu hanya tentang apa yang sudah anda lakukan dalam sehari itu.
Kita menulis agar dipuji
Adakalanya kita berhasil menyelesaikan sebuah tulisan, lalu kita mempublikasikannya. Namun sayang dikata, tidak ada atau minim apresiasi dari tulisan kita itu. Yang baca ada tuh walau tak seberapa, tapi yang komentar tidak ada sama sekali. Setelah menunggu lama akhirnya ada juga yang mengapresiasi, tapi sayang bukan pujian malah kritikan. Kita sakit hati lalu tidak menulis lagi. Jera.
Apakah seingin itu kita akan sebuah pujian?
Menulis bukan soal upaya mendapatkan pujian, melainkan upaya menyampaikan ide atau gagasan. Lagi pula, kita tak bisa memaksakan orang lain untuk mengamini setiap apa yang kita tuliskan, bukan?
Kita beranggapan bahwa tulisan kita tidak pernah bagus
Sudah menulis banyak tapi kita tidak pernah percaya diri, kita selalu beranggapan tulisan kita tidak pernah bagus. Tidak sebagus orang-orang punya. Tidak sebagus Tan Malaka atau Winna Efendi. Tapi tahukah Anda, bahwa perlu waktu yang lama bagi penulis-penulis besar di sana untuk mampu menulis sebagus itu? Kita perlu menghargai proses. Dan percaya diri bahwa kita telah melakukan hal yang terbaik yang bisa kita lakukan hari ini dan bertekad akan lebih baik lagi di kemudian hari.
Percayalah, bahkan penulis profesional sekalipun, tidak akan menghasilkan tulisan bagus dalam sekali duduk. Mereka bahkan melakukan revisi jauh lebih lama daripada menulisnya.
Kita lupa menaruh amanah dalam setiap tulisan kita
Menjadi penulis itu adalah amanah. Menjadi penulis itu berarti siap bertanggung jawab. Penulis ada untuk mencerdaskan orang banyak, untuk memberi tahu apa-apa yang belum mereka tahu. Oleh karenanya kita tidak boleh lupa, mencamtukan kebaikan dan amanah dalam setiap tulisan kita.
Tak pernah menyelesaikan apa yang sudah dimulai
Salah satu kesalahan paling umum dari seorang penulis adalah ketika ia mulai menulis sebuah naskah namun tidak pernah menyelesaikannya. Kenapa ini bisa kejadian? Itu bisa jadi karena dia tidak menyelesaikan tulisannya terlebih dahulu, melainkan menyelang-nyelingnya dengan proses menyunting. Akhirnya kehilangan aliran tulisannya.
Cara terbaik adalah menyelesaikan naskah hingga utuh, setelah itu baru dilakukan penyuntingan. Namun jika Anda kesulitan menyelesaikannya, ingat saja satu kaidah ini: tulis apa yang Anda pikirkan, jangan pikirkan apa yang Anda ingin tulis. Dengan begitu kita akan bisa menulis dengan lancar dan tanpa beban.
Baca juga :ย 7 Cara Mendapatkan Uang dari Menulis
Seharusnya dengan menulis kita akan mendapatkan kebahagiaan. Dengan menulis kita telah menolong orang banyak. Dengan menulis kita sudah mengambil tanggung jawab atas ilmu yang sudah kita dapat. Maka jika kita masih merasa tidak puas setelah kita menyelesaikan tulisan kita, barangkali memang ada yang salah dengan cara kita menulis selama ini. Mungkin ada kesalahan dalam menulis yang perlu kita cari dan perbaiki. Tidak perlu menunggu besok, tapi hari ini.
Semoga tulisan Anda (dan tentu juga saya) semakin baik ya!
Benar kak fadli, aku menulis kadang nunggu waktu luang,tapi pas ada waktu luang malah ga nulis2, ini ga bole ya ..siap akan aku laksanakan wwkk
Semoga dengan menjadi narablog semakin memperbaiki tulisan-tulisan kita
Banyak sekali yang tidak mampu menyelesaikan tulisannya. Semua poin di atas benar adanya…apalagi ketika menulis buku ๐
Menulis yang tidak pernah selesai yang sering saya lakukan, wkwk. Bener banget hehe. Ayo semangat menulis lebih baik ๐
Iya sih mas, kadang emang seperti itu. Pengen nulis, tapi maunya tulisannya sempurna. Akhirnya ga pernah nulis deh.
Bener Mas, harus menulis sampai selesai baru disunting. Kesalahan aku itu menulis setengah langsung menyunting. Alhasil, banyak tulisan yang tidak selesai. Terdampar di draft -_-
Haha.. Itu aku banget. Aku seperti sedang mengaca saat membaca tulisan ini. Selalu cari waktu luang, begitu udah ada luang, eh malah ngerjain yg lain. Begitulah.. Adaaa ajaaa alasaaaan
Nunggu waktu luang, nunggu momen yang pas, nunggu, nunggu, nunggu, adaaaa saja alasan untuk menunggu. Hehehe. Memang musuh terberat itu adalah diri sendiri ya Da Fad.
Hahahah… itulah saya, kadang merasa minder dengan hasil tulisan saya yang terasa gak bagus. jadi ngerasa gak PeDe gitu..
Saya banget nich kak… mencari waktu luang… ya ga pernah dapet..rupanya memang harus meluangkan waktu ya…
Saya banget nih, menulis sesempatnya. Harusnya menyempatkan untuk menulis ya..noted nih…sekarang berasa mau nulis kok berat kalau ga mepet DL. Mksh sudah diingatkan..
Saya juga sering ketika mau nulis takut tulisannya jelek. Harusnya PD saja ya..yang penting ada pesan yang ingin kita sampaikan ke pembaca, dan itu sampai. Terima kasih sudah diingatkan..
Wah, jadi tersindir. Nulis kalau ada waktu luang, lalu haus akan pujian. Kalau dikritik langsung sewot sambil ngomong “Kamu ngga tahu susahnya nulis artikel” ahaha. Semoga tulisan saya nanti akan menjadi lebih baik.
Wah saya banget itu, nggak menyelesaikan apa yang sudah ditulis. Tahun ini mau mencoba menyelesaikan beberapa draft naskah
Saat baca saya jadi gimana gitu. Berarti saya harus koreksi lagi nih, kesalahan apa yang saya buat saat atau setelah menulis. Apa ya??
Berasa kena tampar kalau baca ini …..
Saya sering merasa tulisan saya gak benar Jo, Makanya mau nulis malah gak jadi-jadi.