Lompat ke konten
Home » Dari Pendidikan Hingga Pembangunan, Begini Napak Tilas Kebaikan Insan Bumi Mandiri di Pedalaman Indonesia

Dari Pendidikan Hingga Pembangunan, Begini Napak Tilas Kebaikan Insan Bumi Mandiri di Pedalaman Indonesia

jejak kebaikan insan bumi mandiri

Beberapa hari yang lalu saya benar-benar mendapatkan kenyataan bahwa kesadaran akan pentingnya pendidikan itu benar-benar diperlukan, terutama bagi orang-orang di kampung atau di pedalaman. Seorang teman saya bercerita bahwa ia sebagai seorang dokter muda pernah diminta oleh mentornya (maaf) untuk mengecek kemaluan seorang pasien perempuan.

Pasien itu datang bersama suaminya, keluhan yang disampaikan adalah mereka tidak kunjung mendapatkan keturunan. Setelah dicek oleh teman saya itu, ia melaporkan temuannya pada mentornya itu. Mereka bersepakat untuk menyimpulkan satu hal yang memprihatinkan, bahwa pasien itu tidak memiliki rahim—suatu organ tubuh yang sangat berharga bagi perempuan di dunia.

Ketika tim medis menanyakan pada perempuan itu apakah ia pernah menstruasi, ia menjawab tidak pernah. Ketika teman saya bersama mentornya itu dengan sangat sulit mengedukasi dan menjelaskan kondisi itu pada suami pasien, lelaki itu seolah tak percaya.

Hati saya benar-benar bergetar mendengarnya. sang suami mengaku bahwa ia masih menemukan darah menstruasi di tubuh istrinya. Entah kenapa ia menjawab demikian, mungkin karena sulit menerima kenyataan atau sebagainya. Kenyataan itu pasti benar-benar memukul hatinya.

Satu pernyataan yang keluar dari mulut teman saya, setelah ia menceritakan kisah itu, adalah pendidikan itu benar-benar sangat penting. itulah yang biasa terjadi pada saudara-saudara kita yang secara tingkat pendidikan rendah. Ia seakan ingin bilang bahwa pendidikan yang rendah dapat membuat orang tidak “peduli” dengan kesehatan tubuhnya.

Yah, saya bisa mengamini itu. Tapi, tentu tak ada asap jika tak ada api, bukan? Tentang kenapa pendidikan itu bisa tidak dikecap oleh kebanyakan orang di kampung atau pedalaman. Beberapa faktor mungkin saja terjadi, seperti tingkat ekonomi, kesadaran individu hingga tak memadainya fasilitas pendidikan di daerah sana.

Lantas, siapa yang bisa disalahkan untuk itu? Bukankah, sesuai amanat Undang-undang Dasar, pendidikan adalah hak setiap warga negara? Siapa yang patut disalahkan? Siapaaaa?!

“Cukup Rhoma! Cukuupppp!!!” kata saya, menirukan dialog Ani kepada Rhoma yang fenomenal di konten-konten meme (dibaca: mim) itu.

Yah, cukup teman, tak perlu mencari pihak yang bisa disalahkan. Jalan terbaik adalah mengambil langkah pasti untuk berkontribusi, seperti yang dilakukan oleh Insan Bumi Mandiri, sebuah lembaga filantropi yang sudah malang-melintang menyalurkan bantuan ke pedalaman Indonesia.

Mengenal Insan Bumi Mandiri, Lembaga Filantropi Sahabat Pedalaman

Beberapa tahun terakhir, kegiatan filantropi semakin marak di Indonesia. Berbeda dengan beberapa dekade lalu, filantropi era ini sudah bisa dibilang sebagai filantropi modern. Meminjam pendapat Chusnan Jusuf, dalam Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, filantropi modern merupakan bentuk atau wujud kedermawanan sosial yang dimaksudkan untuk menjembatani jurang antara golongan kaya dengan golongan miskin. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa jurang tersebut dijembatani dengan cara mobilisasi sumber daya untuk mendukung berbagai kegiatan—yang konon disebut sebagai ketidakadilan struktur yang menjadi penyebab kemiskinan dan ketidakadilan.

Sederhananya, kegiatan filantropi modern berfokus tentang bagaimana menghimpun dana atau harta dari orang berpunya dan menyalurkannya kepada orang yang berkekurangan. Nah, salah satu lembaga filantropi yang gencar melakukan upaya ini adalah Insan Bumi Mandiri.

Insan Bumi Mandiri merupakan sebuah lembaga filantropi yang bergerak untuk membangun pedalaman di Indonesia bagian timur.

Lembaga ini proaktif mengajak masyarakat Indonesia, tepatnya donatur yang mereka sebut dengan Sahabat Pedalaman, untuk menciptakan berbagai jejak kebaikan untuk saudara-sadaura kita sesama masyarakat Indonesia di pedalaman. Adapun berbagai program dan kegiatan yang mereka buat meliputi bidang pendidikan, kesehatan, transportasi dan infrastruktur.

Hal yang unik dari Insan Bumi Mandiri adalah relawannya yang kerap turun ke lapangan. Bantuan yang berhasil mereka kumpulkan disalurkan secara langsung kepada saudara-saudara kita di pedalaman. Penyaluran ini dilakukan oleh relawan Insan Bumi Mandiri yang terdekat dengan pedalaman tersebut. Selain itu, pengumpulan bantuan atau donasi di Insan Bumi Mandiri juga lebih mudah sebab mereka punya platform atau website yang membuat donasi bisa dilakukan dari genggaman tangan saja.

Hebatnya lagi, hingga saat artikel ini ditulis, telah tercatat hingga 426 program donasi, 52.293 donatur dan 49.339 penerima manfaat dari program-program yang sudah dibuat oleh Insan Bumi Mandiri.

Apa saja program-programnya? Kita coba intip setelah ini ya.

Napak Tilas Kebaikan Insan Bumi Mandiri di Pedalaman Indonesia

Semenjak berdiri pada 4 tahun yang lalu, sudah berbagai bentuk program yang diadakan oleh Insan Bumi Mandiri. Terhitung 426 program yang meliputi berbagai bidang, yaitu pembangunan, pendidikan, kesehatan, pemberdayaan hingga membuka rekening untuk donasi umum yang akan disalurkan pada orang-orang yang membutuhkan. Hampir 50 ribu orang telah menerima manfaat dari program sosial dari Insan Bumi Mandiri yang tentu saja tidak dapat diwujudkan tanpa bantuan para donatur dari seluruh Indonesia.

Satu hal yang saya suka dari lembaga filantropi ini adalah ketransparanan mereka dalam mengelola dana yang dihimpun dari donatur. Daftar donatur bisa dilihat dengan mudah di setiap program yang ada di web Insan Bumi Mandiri.

Tak hanya riwayat donasi, Insan Bumi Mandiri juga melaporkan berita terbaru terkait program itu. Berita itu berisikan linimasa pelaksanaan program yang diadakan untuk dapat dibaca oleh para donatur atau calon donatur lainnya.

Sebagai contoh, sebuah program bertajuk “BANTU RENOVASI SEKOLAH BAMBU DI KOMODO, NTT” yang berjalan pada tahun 2018 lalu. Meskipun dana yang terhimpun belum mencapai target, Insan Bumi Mandiri melaporkan kabar terbaru terkait program tersebut di website mereka. Transparansi pelaksanaan program seperti ini merupakan hal yang sangat penting bagi para donatur dan calon donatur agar tak muncul syak wasangka. Berikut juga beberapa program yang sedang dan telah selesai dilaksanakan oleh Insan Bumi Mandiri dalam 4 tahun terakhir ini.

Beberapa program yang telah dijalankan Insan Bumi Mandiri

Program-program yang saya contohkan di atas memang sudah berakhir, hanya saja masih banyak program baru yang masih berjalan dan pembaca sekalian bisa ikut serta di sana. Anda bisa dengan mudah untuk melihat program tersebut di web Insan Bumi Mandiri dan memilih untuk ikut serta di program yang mana—kalau bisa semuanya tentu lebih baik lagi. Kabar baiknya, kita bisa ikut serta berdonasi dengan jumlah donasi minimal sebesar 10.000 rupiah saja. Hei, itu bahkan lebih murah dari sebungkus nasi Padang di kebanyakan restoran atau bahkan biaya paket data bulanan (atau bahkan harian) kita.

Berbagi Kebahagiaan dengan Saudara Kita di Pedalaman Bersama Insan Bumi Mandiri

Orang bilang bahagia itu sederhana, tapi sesederhana apa? Agaknya sesederhana mendapatkan senyuman yang tulus sebagai balasan dari perbuatan baik kita. Terlebih memang dari orang yang sangat membutuhkan di pedalaman.

Saya jadi mencoba mendalami tujuan mengapa pemerintah membuat program bernama PPG SM-3T—itu adalah kependekan dari Pendidikan Profesi Guru Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal. Program ini diadakan untuk sarjana ilmu kependidikan. Sama halnya dengan program internship dokter ke daerah-daerah terpencil. Keduanya tak lain tak bukan untuk mendorong meningkatnya kualitas pendidikan dan kesehatan di daerah yang tergolong 3T itu. Yah, minimal meningkatkan kesadaran masyarakat atas keduanya.

Tak pelak lagi, rendahnya kualitas pendidikan dan kesehatan di kampung dan pedalaman bisa menghadirkan kasus-kasus yang sama dengan cerita saya di awal tulisan ini. Susahnya akses dan keterbatasan infrastruktur menjadi alasan lainnya mengapa seringkali terjadi kesenjangan sosial antara penduduk kota dengan pedalaman.

Sebagai pribadi, rasanya ingin membantu saudara-saudara kita di pedalaman itu, tapi apa daya, kesibukan mengikat kaki saya dan barangkali juga Anda.

Kehadiran lembaga filantropi beserta para relawannya, menurut hemat saya, adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Seperti kehadiran Insan Bumi Mandiri, bersama para donatur, yang telah membantu banyak orang di pedalaman Indonesia timur dan daerah pedalaman lainnya. Berbagai programnya telah memberikan sumbangsih terhadap pendidikan, kesehatan, pembangunan, pemberdayaan dan lainnya. Selama 4 tahun kehadirannya, Insan Bumi Mandiri telah sukses menjadi jembatan penghubung antara kita dengan saudara-saudara kita di pedalaman.

Hanya saja, jumlah saudara kita yang layak di bantu di sana tak hanya beberapa orang saja, bukan? Oleh karena itu, saya mengajak teman-teman pembaca semua, mari menjadi bagian dari Sahabat Pedalaman. Sedikit harta yang kita donasikan dapat berarti besar bagi mereka di sana. Yuk sisihkan harta kita untuk mereka, dan jika Anda ingin berdonasi, jangan sungkan untuk menghubungi Insan Bumi Mandiri ya.[]

Referensi:

Informasi dan gambar/foto dari situs Insan Bumi Mandiri. https://insanbumimandiri.org

Chusnan Jusuf. Filantropi Modern Untuk Pembangunan Sosial. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Vol 12, No. 01, 2007 : 74-80

Bagikan yuk:

26 tanggapan pada “Dari Pendidikan Hingga Pembangunan, Begini Napak Tilas Kebaikan Insan Bumi Mandiri di Pedalaman Indonesia”

  1. jJujur baru dengar tentang Insan bumi Mandiri. Tapi Senang rasanya semakin banyak lembaga amal yang terpercaya untuk membantu kita memberikan bantuan, kepada orang-orang yang membutuhkan di tempat yang jauh atau sulit terjangkau.

  2. Meski amanat UU agar pendidikan itu merupakan hak, tapi belum ada yg mengamanahkan bahwa pendidikan itu kewajiban. Sehingga mereka yg tak sekolah tak akan kena hukum, dan yg menghambat pendidikan seperti mahalnya biaya itu juga tak akan kena hukuman.

    Pada saat kecil, mungkin ortu suami istri itu tak begitu peduli dg pendidikan. Imbasnya saat anak-anak itu dewasa, berumahtangga, mereka tak memahami ada fenomena2 disekitarnya yang membutuhkan penjelasan akademik.

    Apalagi kalau kondisi mereka ada di pedalaman. Angkat topi buat relawan Insan Bumi Mandiri.

  3. Semoga semakin banyak donaturnya ya Da Fad. Orang Indonesia itu kaya-kaya loh. Kalau pun gak sekaya Ardi Bakrie atau Harry Tanoe, tapi orang Indonesia itu kaya hati. Banyak platform penggalangan dana yang bisa menolong operasi-operasi orang miskin, mulai dari bayi, kakek-kakek, nenek-nenek. Jumlah sumbangannya pun kecil-kecil, tapi banyak, ada yg 10 ribu, 20 ribu, 100 ribu. Demikian juga Insan Bumi Mandiri, sudah ikut memajukan pendidikan di pedalaman, satu hal yang gak mungkin dijangkau seluruhnya oleh pemerintah. Sukses terus untuk Insan Bumi Mandiri.

  4. Baru kali kedua ini, aku membaca tentang Insan Bumi Mandiri. Program-programnya jelas dan transparansi menjadi kombinasi yang saya yakin akan menjadikannya makin berkembang. Mengurusi donasi perihal pendidikan di daerah pedalaman, merupakan hal yang sangat bagus, sehingga kedepan pengetahuan masyarakat kita secara umum akan meningkat. Sukses terus!

  5. Salut banget dengan para relawan Insan Bumi Mandiri. Pastinya tidak mudah menyalurkan bantuan untuk masyarakat pedalaman. Disamping akses jalan yang berliku, butuh waktu lama buat edukasi mereka

  6. Baru denger Insan Bumi Mandiri sbg lembaga Filantropi…ini menjadi inspirasi buat semua terutama perhatian untuk saudara kita di pedalaman …semangat buat para relawan.kalian pahlawan sesungguhnya..

  7. Pentingnya pendidikan di daerah pedalaman yang jauh dari kemudahan dalam untuk mencari informasi membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah.

    Dan semoga melalui insan bumi mandiri dapat memberikan dampak yg positif demi kemajuan Indonesia terutama di daerah terpencil.

  8. Ternyata banyak sekali orang di daerah pedalaman yang terbantu dengan adanya Insan Bumi Mandiri ini. Kalau tidak diinfokan oleh blogger gini, kita tak banyak tahu, ya.

    Aih… semoga menjadi berkah dan manfaat bagi semakin banyak orang. Aamiin….

  9. benar itu. pendidikan itu memang penting. karena di sanalah kita belajar tentang banyak hal. membantu sesama seperti yang dilakukan insan bumi mandiri menurut saya lebih kepada pecut supaya kita lebih peduli dengan sendirinya. mereka promotornya dan kita harus memulainya. btw nasib di bapak di awal cerita tadi gimana ya? gimana cara jelasin si dokter kalau istri si bapak gak punya rahim. wkwkwkwk…

  10. Alhamdulillah dengan adanya Insan Bumi Mandiri maka para donatur juga ga perlu khawatir, bahwa donasi yg kirim melalui Insan Bumi Mandiri disalurkan untuk pedalaman Indonesia mulai dari pendidikan sampai pembangunan. Semoga lebih banyak lagi donatur, sehingga pendidikan dan pembangunan lebih baik lagi di pedalaman Indonesia

  11. Baru empat tahun berdiri tetapi sudah 400an program berjalan. Salut aku dengan Insan Bumi Mandiri. Nama filantropinya sebagai doa, supaya kita mandiri. Berjuang pula ke pelosok Indonesia. Makasih infonya tentang Lembaga ini…

  12. Agaknya memang kita perlu mendukung saudara-saudara kita di pedalaman agar dapat menikmati pendidikan yang lebih baik. Minimal memberikan peluang bagi anak-anak di sana. Alhamdulillah beberapa program Insan Bumi Mandiri di bidang pendidikan membantu dengan memperbaiki sekolah sampai memberikan beasiswa

  13. Semoga Insan Bumi Mandiri bisa semakin eksis dan menggaet lebih banyak donatur agar lebih banyak saudara kita di pedalaman yang terbantu 🙂

  14. Dijelasin pelan-pelan Mbak, walaupun si Bapak itu sulit menerima kenyataan. Ya, suami manapun kalau di posisi beliau bisa merasakan hal yang sama.

    Benar sekali Mbak, seseorang yang terdidik akan lebih mudah untuk berempati pada orang lain juga

  15. Benar Mbak, blogger punya posisi tawar yang sangat baik untuk bisa mengabarkan hal baik seperti ini 🙂

  16. Aamiin ya Rabb, penting banget transparansi dana seperti yang dilakukan oleh Insan Bumi Mandiri ini ya Mbak, pasalnya para donatur tentu ingin tahu apakah sedikit harta yang mereka berikan sudah disalurkan atau tidak

  17. Benar sekali kak, di desa sayapun masi banyak muda mudi yang harus putus sekolah karena pola pikir orang tua yang masih konservatif. Semoga kehadiran Insan Bumi Mandiri bisa merambah seluruh Indonesia juga

  18. dengan adanya lembaga seperti Insan Bumi Mandiri ini , semoga bisa mengangkat saudar-saudara kita yang ada di Indonesia bagian timur, terutama yang ada di pelosok dan pedalaman…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *