Pandemi yang berlangsung sejak Maret 2020 memunculkan tradisi baru di kehidupan orang-orang, termasuk saya dan istri. Tradisi itu adalah merawat tanaman hias. Namun, jika kebanyakan orang sibuk mencari-cari tanaman hias sebangsa keladi waktu itu, saya dan istri memilih sukulen karena menurut kami (awalnya) memelihara sukulen itu gampang. Kan siramnya hanya 1-2 kali seminggu! Eh, ternyata cara merawat sukulen tak segampang perkiraannya.
Saya sih sudah sering menonton video cara merawat sukulen dan kaktus di YouTube, bahkan saat-saat duduk di depan meja makan. Tapi memang pembelajaran terbaik adalah dari pengalaman. Saat menonton YouTube saya bisa bergumam “oh, begitu, gampang”, tapi pas praktek ternyata susah juga. Fyuh.
Tapi Anda tidak perlu khawatir, saya tahu Anda ingin mendapatkan informasi bermanfaat ketika Anda memutuskan untuk mengklik artikel ini. Saya akan jelaskan informasi yang Anda butuhkan setelah ini. Jadi, mohon disimak ya.
Apa Itu Sukulen?
Sebagian orang mungkin sulit mendefinisikan mana yang sukulen dan mana yang kaktus. Bahkan, sukulen berjenis euphorbia tertentu tampak seperti kaktus karena tidak memiliki daun, padahal ia bukan kaktus. Namun jika kita kaji secara umum, kaktus sebenarnya masuk ke kelompok sukulen. Kaktus adalah sukulen namun sukulen tidak semuanya kaktus. Biar lebih jelas, mari kita bahas secara definisi terlebih dahulu.
Jika kita merujuk pada sebuah halaman di Wikipedia, sukulen adalah sejenis tumbuhan yang memiliki organ yang menebal, berdaging, serta membengkak yang umumnya menyimpan air untuk digunakan saat iklim dan kondisi tanah kering. Organ yang menebal ini umumnya adalah daun dan batang. Pada dasarnya sukulen adalah tanaman yang hidup di daerah kering atau gurun tropis atau sub-tropis.
Lalu, bagaimana dengan kaktus?
Gampangnya, kaktus adalah sub-kategori dari sukulen atau tanaman yang menyimpan air di mana simpanan airnya berada di bagian batang. Terkait soal duri, sebagian besar kaktus memang berduri, tapi ada juga kaktus yang tidak berduri seperti beberapa jenis Astrophytum dan Opuntia.
Cara Merawat Sukulen dengan Baik
Alasan mengapa saya memilih sukulen untuk dirawat sebenarnya bukan hanya karena tanaman gurun satu ini tidak perlu disiram sering-sering. Tanaman ini juga memiliki ragam bentuk yang menarik dan yang tak kalah penting adalah hemat tempat karena pertumbuhannya yang terbilang lama. Namun meskipun demikian, pencinta sukulen mesti tahu cara merawat sukulen dengan baik agar sukulen tidak berujung busuk dan mati.
Sejujurnya, sudah cukup banyak sukulen kami yang akhirnya mati karena salah perawatan hingga diserang hama. Sedih sekali menemukan mereka tidak bisa hidup, meskipun sebagian mereka akhirnya dapat tertolong. Dengan kata lain, sukulen yang busuk masih bisa diselematkan asal tidak terlambat. Saya akan menuliskan ini di akhir tulisan nanti, tapi sebelum itu yuk kita bahas cara merawat tanaman sukulen terlebih dahulu.
Tempatkan pada pot berlubang
Sebab kita tidak menanam sukulen di lingkungan seperti habitat aslinya, saya tidak menyarankan Anda untuk menanam sukulen di tanah terbuka. Sebaik-baik tempat merawat sukulen adalah dengan menggunakan pot. Nah, pot yang digunakan juga tidak bisa sembarang lho. Gunakanlah pot berlubang di dasarnya untuk menanam sukulen kesayangan Anda.
Lubang-lubang pada dasar pot akan menjadi jalan untuk keluarnya air yang berlebih sehingga tidak merusak akar tanaman sukulen. Oh ya, untuk jenis pot bisa beragam, mulai dari pot plastik, semen, tanah liat dan sebagainya. Selain itu, cocokkan ukuran pot dengan ukuran tanaman sukulen Anda. Ketika ukuran tanaman sudah mulai menyesaki pot, itu adalah sinyal bahwa Anda perlu mengganti pot atau melakukan repotting.
Siapkan media tanam yang berporos
Di habitat aslinya, sukulen tumbuh dan berkembang pada tanah yang kering. Agar bisa menyiapkan tanah atau media tanam yang hampir sama, Anda mesti memilih media tanam yang berporos. Artinya media tanam tersebut bisa melewatkan air dengan mudah.
Umumnya, media tanam sukulen adalah campuran dari tanah humus atau pupuk kompos, kerikil atau bisa diganti batu apung atau pumice (pumis) serta sekam bakar. Selain itu, media tanam seperti serbuk kayu, kokopit, peat moss dan sebagainya. Pilihan media tanam murah yang bisa dipakai adalah tanah humus + batu kerikil + sekam bakar. Anda bisa menggunakan variasi lain asalkan syarat “berporos”-nya bisa dipenuhi.
Berikan cahaya matahari yang cukup
Faktanya, seperti tanaman hijau lainnya, sukulen juga butuh cahaya matahari tapi jangan sangka cahaya matahari terik dari pagi hingga petang. Kok gitu? Ya, pasalnya sebagian besar sukulen tumbuh dibalik batu, di bawah tumbuhan yang lebih besar dan di tempat yang ada peneduhnya di habitat aslinya. Memberikan cahaya matahari penuh pada tanaman sukulen bukan hal yang baik.
Cahaya matahari yang baik untuk sukulen adalah cahaya matahari pagi. Pun jika Anda ingin mereka mendapatkan cahaya matahari seharian, tempatkanlah pada green house yang memiliki atap berupa plastik UV atau filter lainnya yang menyaring ultraviolet berlebih dari cahaya mahatahari langsung.
Oh ya, beberapa jenis sukulen (seperti Haworthia) cocok untuk diletakkan di dalam ruangan atau indoor. Namun meskipun begitu, Anda tetap perlu menjemur mereka minimal 1 kali dalam seminggu agar mereka tetap mendapatkan cahaya matahari untuk pertumbuhannya.
Siram sekali atau dua kali per minggu
Jika tanaman seperti keladi butuh penyiraman yang sering, cara merawat sukulen tidak seperti itu. Sukulen hanya perlu disiram 1-2 kali dalam seminggu dikarenakan mereka tidak membutuhkan banyak air. Menyiram sukulen dengan sering justru dapat merusak atau membuat mereka menjadi busuk karena akar dan batangnya yang lama terendam oleh air.
Anda bisa menyiram sukulen 1 kali dalam seminggu jika ia berada di tempat yang tidak terlalu terkena matahari, namun siramlah hingga 2 kali seminggu saat musim panas atau sukulen lebih lama terpapar matahari. Soal siram-menyiram ini bisa dijadwalkan, atau bisa disesuaikan saat tanah atau media tanam sukulen sudah kering saja. Anda bisa mengeceknya dengan menggunakan tusuk gigi atau tusuk sate.
Beri pupuk sekadarnya, sekali sebulan
Agar tanaman sukulen bisa tumbuh dengan sehat dan baik, kita juga perlu memupuknya lho. Pemberian pupuk pada sukulen juga membantu mereka cepat berbunga. Jika Anda sudah menggunakan pupuk kompos dalam menyiapkan media tanam sukulen, Anda tidak harus menambahkan pupuk organik atau kimia. Namun jika Anda hanya menggunakan tanam humus biasa, cobalah untuk menggunakan pupuk sekali sebulan.
Contoh pupuk yang bisa digunakan adalah pupuk NPK mutiara. Cukup gunakan 3-5 butir per tanaman sesuai dengan ukuran tanamannya. Saya pribadi memberikan 3-5 butir untuk ukuran tanaman medium. Saya meletakkan butir-butir NPK agak jauh dari batang sukulen agar sukulen tidak kepanasan.
Oh ya, selain NPK ada pupuk lainnya yang lebih lama larut sehingga pemupukan cukup 1 kali dalam 6-9 bulan saja. Pupuk tersebut adalah pupuk bunga yang cukup familiar digunakan, salah satu produknya bernama dekastar. Pupuk dekastar ini bisa melepaskan unsur hara secara perlahan dan terkendali sehingga tanaman bisa tetap subur dalam waktu yang lama. Saran saya, gunakan pupuk dekastar seimbang 13-13-13. Jika Anda berminat mencari tahu lebih jauh atau membeli pupuk dekastar, Anda bisa klik link atau tombol di bawah.
Jaga sukulen dari hama
Hampir semua tanaman memiliki hama, tidak terkecuali sukulen. Adapun hama yang umum menyerah sukulen adalah kutu putih dan kutu batok, selain itu semut juga bisa menjadi hama bagi tanaman sukulen kesayangan Anda. Kutu putih menghisap air dan nutrisi di dalam tanaman sehingga tanaman akan kekurangan nutrisi dan mati.
Umumnya kutu putih menempel di batang, pangal daun hingga akar. Ketika Anda menemukan ada kutu putih menempel di sukulen, singkirkan mereka segara. Cek juga keseluruhan tanaman hingga media tanam agar semua kutu bisa dibuang dan tanaman sukulen bisa diselamatkan. Daya rusak kutu putih cukup tinggi, dan parahnya mereka mengundang semut karena kutu putih bisa menghasilkan cairan sejenis madu yang disukai oleh semut.
Selain kutu putih, ada pula kutu batok yang memiliki cangkang dan menempel kuat pada tanaman. Membersihkan kutu batok pada kaktus harus dengan digosok dan ditambah sabun. Meskipun daya rusaknya tidak tinggi, tapi kutu batok datang bergerombol sehingga membuat tanaman sukulen seperti berkarat dan akan menguning seiring waktu.
Pastikan tidak ada air yang mengendap di daun
Beberapa tanaman sukulen saya pada akhirnya busuk dan rontok hingga tidak bisa diselamatkan karena media tanamnya teralu basah dan menyimpan air dalam waktu lama. Waktu itu saya menggunakan pasir pantai yang butirannya sangat kecil dan menghambat air, mestinya saya pakai pasir bangunan yang lebih besar partikelnya.
Bagi tanaman sukulen, air yang mengendap tidak baik, baik pada media tanam atau daun. Ketika Anda menyiram sukulen, baiknya hindari menyiram daun sukulen (terutama sukulen berdaun tipis) karena air yang mengendap di daun dapat memicu kebusukan daun.
Pangkas daun yang sudah tua dan busuk
Salah satu perawatan rutin sukulen lainnya adalah memangkas daun yang tua, kering dan busuk secara rutin. Selain dapat membuat tanaman sukulen tetap cantik untuk dilihat, membuang daun yang sudah kering dan busuk akan menghindarkan sukulen dari penyakit. Selain itu, daun yang sekiranya sudah tua boleh dipetik agar bisa dipropagasi sebelum pada akhirnya daun tersebut kering dimakan masa.
Propagasi sukulen dengan cara yang benar
Sedikit banyaknya, Anda mungkin sudah mempelajari tentang sukulen di internet atau di manapun. Benar bahwa sukulen bisa dipropagasi dengan berbagai cara seperti stek batang dan daun dalam kategori perkembangbiakan vegetatif dan dari biji (generatif), cuma tidak semua sukulen bisa dipropagasi dengan cara yang sama.
Sukulen-sukulen berwarna hijau dan berdaun tebal umumnya mudah dipropagasi dengan stek daun, tapi sukulen beraun tipis dan berwarna bisa lebih sulit. Saya pernah mencoba mempropagasi daun sukulen tipis dan berwarna, setelah berbulan-bulan, bahkan 1 helai akar pun tidak keluar. Oh ya, dalam memetik daun sukulen, petik juga hingga ke pangkal daun, jangan patah sebelum pangkal daun karena daun yang patah kecil kemungkinan untuk tumbuh tunas.
“Kalau stek batang, bagaimana?”
Saran dari saya, Anda bisa memotong pucuk tanaman sukulen dan menyisakan batang bawah dengan beberapa daun agar tunasnya bisa muncul kembali. Sementara pucuknya bisa dikeringkan terlebih dahulu lukanya, lalu ditanam kembali. Siram setelah kira-kira akarnya mulai tumbuh. Saya sudah mencobanya dan berhasil. Namun yang perlu diperhatikan, jangan sampai luka sukulen yang masih belum kering terkena air.
Baca juga: 7 Hobi Remaja yang Bermanfaat Untuk Kamu Tekuni
Beri perhatian yang cukup pada sukulen
The last but not least, berilah perhatian pada sukulen Anda dengan baik. Saya jadi teringat saat berkunjung ke sebuah rumah sukulen, anak pemilik rumah tersebut mengatakan bahwa ibunya sering mengajak kaktus dan sukulen mereka untuk berbicara saking cintanya beliau dengan sukulen. Bahkan saat menemukan beberapa sukulennya mati dan kering, ia merasa sedih dan menyebut tanaman itu sebagai “anak” baginya.
Salah satu bentuk perhatian pada sukulen adalah dengan menyiramnya secara rutin, membersihkannya dari hama, memberi pupuk secara periodik, memberikan sinar matahari yang cukup, hingga melakukan pemindahan pot (repotting) jika masanya sudah tiba. Umumnya setiap 6 bulan sekali sukulen harus dipindah pot dan/atau diganti media tanamnya.
Nah, itulah semua cara merawat sukulen versi saya. Meskipun menurut sebagian orang merawat sukulen itu gampang, tapi ternyata tidak juga. Apalagi jika sukulen Anda banyak, bisa capek juga mengurusnya. Di teras rumah, saya dan istri punya puluhan jenis sukulen, meskipun masih kecil, butuh puluhan menit juga untuk mengurusnya ketika waktunya tiba.
Bagaimana dengan Anda? Tertarik untuk merawat sukulen juga? Anda bisa klik tautan atau tombol di bawah untuk melihat-lihat sukulen yang dijual di Shopee. Dan, jika Anda punya pengalaman seputar sukulen, jangan sungkan untuk menulis di kolom komentar juga ya. Terima kasih sudah membaca.[]
oh sukulen ku udah busuk semua 5 pot huhu. karena aku suka mangkas ini daun busuknya kayanya. akhirnya sekarang bertanam lidah mertua aja, haha. lebih gampang.
Dulu pernah kepikiran budidaya sukulen untuk wedding gift gitu. Tapi sepertinya butuh lahan yang agak luas dan harus tiap hari dirawat.
Akhirnya mundur teratur deh. Punya tanaman cabe aja pada mati semua hahah
Hmmmm, masih agak bingung, otaknya masih loading mendeskripsikan keduanya, hahaha… Saya taunya kaktus ya kaktus, nggak ada jenis lainnya. Eh ternyata ada lagi sukulen.
Hobi nanem sukulen ya Uda?? Rajinnya. Kalo saya bercocok tanam, pasti tanamannya pada mati, soalnya kelupaan disiram, padahal kan tanaman butuh air buat minum. Mungkin cocoknya nanem kaktus kali ya, yang jarang disiram.
Kayaknya sih emang mas fadli ini hobi tanaman ya. Urban farming juga gak mas fad? keren mas sudah menghijaukan depan rumah dengan tanaman sekulen. Keren luar biasa kegiatan produktif dan tips rawat sekulennya. patut dicontoh nih.
Iya, kelihatannya simpel ya, selain hanya sekali atau dua kali menyiram, sukulen ini tahan penyakit juga. Makasih informasinya, Uda
sukulen memang bentuknya cukup eksotis, sehingga banyak orang yang ingin merawatnya.. lewat artikel ini, mudah-mudahan banyak yang jadi paham cara meraat sukulen
Jatuh bangun nanam sekulen wkwkwkwwk…. Udah tumbuh subur gede cakep tau2 bisa aja udah tewas seketika…. udh berhenti nanam sekulen karena kapok tapi skrg lagi coba nanam lagi… penasaran soalnya. Sampai cari informasi mengenai cara perawatan dsb… mudah2an kali ini bisa berhasil. Tdk mudah memang menanam sekulen. Gampang2 susah. Kesimpulan ku dari semua artikel yg kubaca mengenai perawatan sekulen adalah butuh ketelitan dan kesabaran tingkat tinggi…. Menanam sambil melatih kesabaran. Thanks buat informasi dan sharing nya mengenai sekulen.