Lompat ke konten
Home » 10 Permainan Anak Usia Dini dan Tips Memilihnya

10 Permainan Anak Usia Dini dan Tips Memilihnya

permainan anak usia dini

Di usianya yang dini, anak-anak memang gemar sekali bermain, seakan hidup mereka adalah untuk bermain dan bersenang-senang. Saya pribadi punya adik yang berusia TK, setiap saya pulang kampung, ia selalu mengajak saya bermain, tidak peduli pagi, siang atau malam. Sepertinya anak-anak punya banyak energi untuk bermain ya. Nah, salah satu hal permainan yang saya bawa pulang untuk dimainkannya adalah rubik. Cuma, selain rubik, masih banyak lho permainan anak usia dini yang bermanfaat dan layak untuk dicoba.

Pada artikel kali ini, saya akan mengajak Anda untuk mengenali berbagai permainan untuk anak usia dini tersebut. Tapi sebelum itu, saya ingin sampaikan bahwa yang akan saya rekomendasikan adalah mainan fisik, bukan semacam game di gawai. Kita tentu ingin anak-anak, adik atau kemenakan kita tidak jadi generasi yang suka menunduk, bukan?

Ragam Permainan Anak Usia Dini

Usia pra sekolah adalah usia emas tumbuh kembang anak, saat belum sekolah, tentu saja orang tua dan keluarga menjadi guru pertama mereka dalam hal pendidikan informal. Namun, yang namanya anak-anak, tentu akan sulit jika diajak belajar secara teoritis. Anda bisa menggunakan berbagai permainan di bawah untuk mengajak anak belajar sambil bermain.

Menyusun balok

Menyusun balok adalah jenis permainan anak usia dini yang sederhana. Orang tua, guru atau siapapun bisa menyiapkan berbagai balok yang dapat diwarnai untuk menarik perhatian anak. Selain melatih motorik halus, menyusun balok juga akan mengajarkan anak tentang kesabaran dan cara menyelesaikan masalah.

Di awal-awal, anak barangkali akan kesulitan menyusun banyak balok, tapi kemudian ia akan belajar untuk menyusun dengan lebih baik agar bisa membuat “bangunan” yang lebih tinggi dan indah. Lalu, warna-warna pada balok dapat menjadi materi belajar anak dalam mengenal warna.

Mewarnai

Kegiatan mewarnai juga bisa Anda jadikan pilihan permainan menarik bagi anak usia dini. Saat mewarnai, kreativitas anak akan terpacu. Jika mereka sudah mengenal dan bisa membedakan warna, Anda juga bisa memberikan instruksi untuk menggunakan warna-warna tertentu.

Sebuah artikel ilmiah bertajuk “Stimulasi Perkembangan Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Mewarnai dan
Hafalan Al Quran” di jurnal Warta LPM, menyebutkan bahwa kegiatan mewarnai dapat menstimulasi banyak aspek seperti perkembangan fisik motorik, kognitif, sosial dan emosi, hingga seni.

Bermain lilin lunak

Orang banyak mungkin lebih mengenal merek Playdoh ataupun mainan yang disebut dengan plastisin. Namun jika Anda ragu akan keamanan bahan yang dijual di luar sana, Anda bisa membuat lilin lunak sendiri. Bahan utamanya adalah tepung kanji dan pewarna makanan. Tutorial tentang pembuatan lilin lunak ini bisa dicari dengan gampang di YouTube atau internet secara umum.

Lalu, apa manfaat bermain lilin lunak? Selain bisa melatih motorik halus, anak-anak juga akan belajar tentang bentuk. Kreativitas mereka juga akan teransang saat ia membuat bentuk yang kemudian bisa mereka klaim sebagai “sesuatu” meskipun bentuknya jauh dari sesuatu yang disebutkan itu, hehe.

Melipat kertas

Anda tentu sudah familiar dengan seni melipat kertas dari Jepang yang disebut origami, bukan? Anak-anak juga bisa diajak melipat kertas, tapi bukan level origami. Oleh karena bahasan kita tentang anak usia dini, Anda bisa mengajak mereka untuk melipat kertas saja terlebih dahulu. Ketika anak sudah bisa melipat kertas dengan baik dan rapi, itu sebuah kemampuan yang bahkan tidak banyak dimiliki oleh anak usia TK dan SD lho!

Gunakan kertas berwarna-warni untuk meningkatkan minat mereka, kalau bisa.

Meremas busa berisi air

Sedikit dari banyaknya kemampuan yang harus dilatih pada anak usia dini adalah kemampuan memegang, menggenggam hingga meremas sesuatu. Permainan meremas busa berisi air adalah salah satu yang cocok untuk melakukan latihan akan kemampuan-kemampuan tadi. Umumnya anak-anak juga suka main air, agaknya permainan ini seru juga untuk mereka coba.

Menyusun puzzle

Permainan anak usia dini lainnya yang bisa dicoba adalah bermain puzzle. Bisa dimulai dengan puzzle jigsaw sederhana yang hanya memiliki beberapa keping besar. Selain itu, puzzle rubik juga bisa digunakan untuk melatih kemampuan anak. Meskipun terlalu dini bagi mereka untuk berhasil menyelesaikan rubik tersebut, paling tidak mereka bisa belajar memutar benda.

Baca juga : 12 Manfaat Bermain Rubik Bagi Otak dan Tubuhmu

Melepas dan memasang kancing baju

Sekilas mungkin ini tampak sepele, tapi ketika anak sudah terlatih melepas dan memasang kancing baju, mereka juga akan bisa belajar melepas dan mengenakan baju sendiri. Pasalnya, kegiatan ini cukup membuat anak berpikir dan mengerahkan motorik mereka dalam menyelesaikan tugasnya.

Mencocokkan warna

Sewaktu adik saya masih balita, dia suka ketika melihat ada video mainan dengan pengenalan warna. Meskipun saya bingung apa menariknya video itu, tapi agaknya anak-anak suka mempelajari hal baru. Nah, ketimbang menonton via gawai, kenapa tidak mencocokkan warna sendiri?

Anda bisa membeli alat atau paket mainan yang cara kerjanya adalah mencocokkan warna ini. Ada sangat banyak lho di marketplace. Atau jika tidak, Anda bisa membuatnya sendiri dengan potongan kertas ataupun bahan-bahan lain yang sekiranya tidak berbahaya seperti lilin lunak dan sebagainya.

Mencocokkan bentuk

Salah satu permainan anak usia dini yang melatih kemampuan anak lainnya adalah mencocokkan bentuk. Permainan ini sederhana, anak dibimbing untuk mencocokkan bentuk-bentuk tertentu dan mengelompokkannya. Sebagai contoh, bentuk segitiga dengan segitiga, lingkaran dengan lingkaran dan sebagainya. Mainan pencocokkan bentuk ini sebenarnya bisa berfungsi ganda, selain mencocokkan bentuk bisa juga mencocokkan warna.

Jadi, satu mainan untuk dua kegiatan. Hemat, bukan? Eh.

Berhitung

Bagaimana mungkin saya tidak akan memasukkan “berhitung” ke daftar ini. Kemampuan matematis adalah kemampuan wajib bagi setiap manusia. Anda juga bisa menstimulasi kemampuan berhitung anak dengan berbagai ragam permainan. Sebagai contoh, bisa dengan menghitung jumlah mainan yang ada, menghitung benda di atas meja dan sebagainya. Tidak ada mainan khusus untuk kegiatan satu ini, silakan kreasikan sesuai dengan selera Anda.

Nah, dari semua yang ada di atas, mana yang ingin Anda coba terlebih dahulu? Mengajak anak bermain adalah salah satu solusi untuk mencegah mereka kecanduan dengan gawai atau gadget. Namun di samping itu, Anda juga harus hati-hati dan pintar dalam memilih mainan lho. Di bawah saya akan sampaikan beberapa tips memilih permainan anak usia dini, yuk disimak.

Tips Memilih Permainan Anak Usia Dini

Setelah membaca semua pilihan permainan untuk anak usia dini di atas tadi, Anda mungkin berpikiran bahwa “ternyata gampang ya bikin permainan untuk anak usia dini”. Oke, memang mudah, tapi Anda tetap harus memperhatikan beberapa hal agar anak tidak mendapatkan dampak buruk dari pemainan tersebut. Oleh karena itu, saya sengaja menambahkan beberapa tips memilih permainan untuk anak usia dini pada artikel ini. Berikut adalah beberapa tips atau kiat tersebut.

Hindari material berbahaya

Satu dari kegemaran anak di usia balita adalah memasukkan banyak hal ke dalam mulutnya. Oleh karena itu, pada produk mainan kita kerap melihat beberapa keterangan “tidak untuk anak di bawah usia 3 tahun” dan sebagainya. Pasalnya, mainan-mainan tertentu mengandung bahan berbahaya seperti potongan kecil yang bisa membuat tersedak dan sebagainya.

Dalam memilih permainan untuk anak usia dini, Anda jika harus memperhatikan apakah material tersebut aman atau justru berbahaya. Hindari materi yang bisa membuat keracunan, atau material runcing dan tajam yang bisa melukai anak.

Fokus pada satu-dua keterampilan

Tips lainnya dalam memilih mainan untuk anak usia dini adalah fokus pada satu keterampilan. Misalnya jika Anda ingin membuat mainan tertentu, Anda bisa memutuskan apakah mainan tersebut untuk menstimulasi keterampilan mengenali bentuk atau lainnya. Lebih baik membuat mainan sederhana dengan satu pelajaran di dalamnya ketimbang yang lebih kompleks karena tidak tepat dengan usia mereka.

Sesuaikan dengan gender anak

Laki-laki dan perempuan punya kecenderungan yang berbeda dan ciri khas dari gendernya. Ketika Anda ingin menciptakan pemainan untuk anak usia dini, pertimbangkanlah gender dari anak tersebut. Jika Anda menciptakan permainan yang cocok dengan gender atau jenis kelamin mereka, mereka akan lebih mudah menerima dan tentu saja itu juga akan membangun karakter anak.

Cocokkan dengan usia dan karakter anak

Selain gender, usia dan karakter anak juga bisa menjadi pertimbangan dalam memilih mainan untuk anak usia dini lho. Misalkan jika anak Anda usia 2 tahun, permainan menyusun balok atau meremas busa berisi air lebih cocok untuk mereka. Permainan seperti mewarnai agaknya cocok untuk anak usia 4-5 tahun. Karakter anak yang intorvert atau ekstrovert juga bisa jadi bahan pertimbangan dalam memilih permainan.

Hindari mainan berdaya listrik dan magnet

Demi kesalamatan anak, hindari juga mainan yang berdaya listrik, meskipun hanya dengan baterai. Mainan-mainan dengan magnet juga perlu dihindari karena ada kemungkinan magnet terlepas dan tertelan oleh anak.

Perhatikan kebersihan mainan

Terakhir tapi tak kalah penting, pilihlah mainan yang higienis atau kebersihannya terjaga. Anda juga sangat dianjurkan untuk membersihkan mainan anak secara teratur demi menjaga anak dari kontaminasi bakteri.

Nah, itulah beberapa tips dalam memilih permainan anak usia dini. Selain apa yang sudah saya bagikan, orang tua ataupun penjaga anak mesti mengawasi anak usia dini saat bermain, pasalnya mereka belum cukup umur untuk bisa membedakan mana hal yang harus dan tidak harus dilakukan. Pendampingan juga akan membantu anak menyerap nilai-nilai dan pelajaran yang ada pada permainan-permainan tersebut. Akhirnya, semoga tulisan sederhana mengenai jenis permainan anak usia dini dan tips memilihnya ini bisa berguna untuk kita semua. Salam.

Bagikan yuk:

1 tanggapan pada “10 Permainan Anak Usia Dini dan Tips Memilihnya”

  1. Pilihan mainannya banyak banget, bisa jadi solusi biar anak juga gak bosen dengan permainan yang itu-itu saja 😁

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *